Tag Archives: teenlit

His Dark Materials Trilogy

24 Apr
His Dark Materials

His Dark Materials

His Dark Materials (HDM) adalah seri novel trilogi bikinan Philip Pullman, yang terdiri dari The Golden Compass (a.k.a. The Northern Light), The Subtle Knife, dan The Amber Spyglass. Tokoh utamanya bernama Lyra Belacqua, seorang gadis pra-remaja dari dunia di mana setiap individu memiliki dæmon, yakni manifestasi fisik (berbentuk binatang) dari jiwa seseorang. Di dunia Lyra, Gereja memegang kekuasaan yang sangat besar, dan mengendalikan semua aspek kehidupan individunya.

Adalah Dust, partikel kasat mata yang menurut Gereja merupakan penyebab manusia berbuat dosa. Demi menciptakan dunia yang tentram, Gereja berusaha mencari cara memusnahkan Dust. Salah satu metoda yang diteliti adalah memisahkan manusia (anak-anak) dari dæmon-nya. Ketika Roger, sahabat Lyra, diculik untuk dijadikan kelinci percobaan, Lyra bertekad untuk menyelamatkan Roger.

Upaya penyelamatan ini ternyata berujung pada misi yang lebih besar lagi. Lyra berkelana lintas-dimensi, bertemu manusia dan makhluk berakal dari berbagai ras, untuk kemudian bersatu melawan Gereja dan Kerajaan Surga.

Karna ini cerita fantasi, selain manusia di HDM juga ada karakter dari bangsa Witches, Panserbjørne (armored bears), Angels, Mulefa (sejenis mamalia berkaki empat), dan Gallivespians (manusia kerdil). Meski Lyra digambarkan berumur 12 tahun (di buku pertama), tapi seri HDM menurut saya ngga cocok buat anak kecil, karna ada muatan sadisme (adegan berantem dan makan daging mentah *yuch*), serta proses “dewasa”-nya Lyra dan Will (tokoh utama pria). Eh tapi 12 taun mah bukan anak kecil kali yah, tapi ABG 😀

Ceritanya seru dan kompleks, tapi kadang ritmenya terlalu cepet. Terlalu cepet aja setebel itu, apalagi klo ritmenya dilambatin yah, bisa berbulan-bulan kali saya ngabisinnya, hehehe. Dari nge-google, saya baru tau klo Pullman adalah atheis-agnostis, dan HDM disebut-sebut sebagai caranya dia meng-Atheis-kan anak-anak. Buat saya mah biasa aja, karna isu atheisme ngga dibahas mendalam, ngga bikin saya sebagai pembaca jadi tertarik buat mengeksplorasi lebih lanjut.

Overall verdict pantas dibaca.
Buat gambaran aja, ini sebagian penghargaan yang udah dimenangin HDM (sumber: Wikipedia):
– Whitbread Book of the Year award tahun 2001 untuk The Amber Spyglass. Whitbread adalah penghargaan prestisius bidang sastra di Inggris. Ini pertama kalinya penghargaan tersebut dimenangkan oleh buku yang masuk kategori “children’s literature”.

– Carnegie Medal kategori novel anak-anak di UK tahun 1995 untuk The Northern Lights. Tahun 2007 juga dipilih juri CILIP Carnegie Medal sebagai salah satu novel anak-anak paling menonjol dalam 70 tahun terakhir.

– Astrid Lindgren Memorial Award tahun 2005 untuk sastra anak dan remaja. Bagi bangsa Swedia, penghargaan ini adalah terbaik kedua setelah Nobel Sastra.

Foto sampul diambil dari
hxxp://ec1.images-amazon.com/images/I/51TS1XAVGXL.jpg

The Princess Diaries

24 Sep
The Princess Diaries

The Princess Diaries

Saya udah baca 7 buku seri The Princess Diaries (direncanakan bakal terbit sampai jilid 10) dan 1 buku sempilan berjudul Perfect Princess.

Princess Diaries bercerita tentang Mia Thermopolis, gadis biasa yang hidupnya berubah setelah bapak biologisnya (yang ternyata penguasa Genovia, kerajaan kecil dekat Perancis dan Monako) dinyatakan terkena kanker prostat dan tidak mungkin bisa punya anak lagi. Otomatis, Mia menjadi satu-satunya penerus tahta Genovia.

Mia yang cuek, ceroboh, dan pecinta lingkungan harus jadi Princess yang anggun, sopan, dan penuh kompromi. Dalam fase transformasinya ini, Mia “dibantu” oleh Grandmere (nenek) Clarisse, ibunda dari ayah Mia. Clarisse adalah nenek yang unik, hobinya minum Sidecar, mengelus-elus Rommel (anjingnya), dan “menyiksa” Mia 😀 Clarisse juga luar biasa cerdik, dan hampir selalu mendapatkan apa yang dia mau meski dengan cara-cara yang ngga wajar.

Dua karakter utama ini yang menghidupkan tiap novel TPD. Mia adalah gadis yang belum bisa mengaktualisasikan dirinya dengan tepat, jadi dia sering terperangkap pada situasi yang sebenernya dia ngga suka, tapi dia terpaksa harus jalanin karna dia ngga berani nolak. Clarisse sendiri adalah pribadi kuat yang mengajar Mia dengan tangan besi, meski in the end Mia juga yang merasakan dampak positifnya.

Berhubung Mia digambarkan sebagai anak SMA, cerita TPD ngga jauh dari kehidupan sehari-hari Mia di sekolah, serta pasca-sekolah, which is training menjadi Princess yang sesungguhnya dengan mentor Clarisse.

Sebenernya buku ini lumayan menghibur dan lucu, tapi saya pusing bacanya. Penuturannya dibikin kayak diary, jadi kita serasa baca buku hariannya Princess Mia (thus the title). Justru karna itulah saya pusing, karna Mia nulisnya ya gaya nulis remaja. Niatnya mau cerita A, trus di tengah jalan keinget B, jadi dia tulislah tentang B panjang-lebar, habis itu baru balik ke A. Kayak lagi ngobrol sama orang yang seneeeng banget cerita, tapi ceritanya ngga sistematis, pusing kan? Hmmm… jangan-jangan gaya nulis saya kayak gitu juga ya? :p

Harry Potter and the Deathly Hallows

7 Aug
Harry Potter and the Deathly Hallows

Harry Potter and the Deathly Hallows

Notifikasi dari multiply dateng waktu saya lagi baca bab 30. Wah, Chica udah bikin review, pikir saya dalam hati. Musti buru-buru ngabisin bukunya deh. Ignoring kerjaan yang numpuk di meja saya (OK, ngga numpuk banget sih, tapi ada beberapa itungan yang harusnya bisa saya selesein hari itu juga), saya kebut 90 halaman pdf yang masih nyisa.

Kayak review-nya Chica, saya juga ngga mau masukin spoiler di sini. Yang jelas buat saya, HP7 adalah buku penutup yang sempurna! Dia ngejalin alur yang ada di buku-buku sebelumnya dengan baik, bikin saya ngga nyesel udah meluangkan waktu untuk baca HP1 – HP6 (bukan berarti saya pernah nyesel baca HP lho…). Saya yang bukan die hard HP fan aja ngerasa seneng banget waktu baca, trus tiba-tiba muncul nama atau benda yang pernah dibahas di buku yang lalu (meski kadang sempat binun sejenak siapakah si anu, dan berniat baca ulang buku HP1 – HP6 dari awal :D). Mungkin agak kurang cocok klo baru kenal HP trus langsung baca buku ke-7 ini yah, soalnya pasti banyak bingungnya.

Endingnya juga saya suka, happy tapi ngga extremely happy. Jadi ngga otomatis all’s well and they live happily ever after. Ada beberapa orang yang harus mati demi membela kebenaran. Campur aduk deh, sedih, susah, senang, lucu, dsb. Actionnya juga full-packed, ngga berenti bikin wondering what would happen next sama pahlawan-pahlawan kita. Agak ngingetin saya sama Lord of the Rings, cuma klo di HP musuhnya cuma 1, ngga berbagai macam ras. Hehehe, bakal setebel apa yah bukunya klo JK Rowling masukin cerita tentang giants, merpeople, centaurs, inferi, dan mahluk-mahluk lain yang hidup berdampingan sama penyihir-penyihir itu?

Harapan-harapan (atau tebakan-tebakan?) saya juga terkabul di buku ini. Siapa merid sama siapa, siapa yang digambarkan jahat padahal deep down saya tau dia pasti ngga jahat. Yang agak ngga saya duga cuma masa lalu salah satu karakter yang ternyata juga manusia biasa, ngga luput dari ketidaksempurnaan.

In the end, saya cuma punya satu pertanyaan: Siapakah Victoire? Klo diliat dari namanya sih pasti anaknya Weasley – Delacour 😀